Kamis, 19 Januari 2012

Layanan Kegiatan dari Hasil Analisis Kebutuhan Siswa

MASALAH PRIBADI
A.    sering merasa sakit kepala
penyebab sakit kepala
1.     Bos
Ya, si bos atau pekerjaan kerap kali memicu rasa nyut-nyut di kepala. Faktanya, semua hal yang menimbulkan ketegangan atau stres akan membuat kita lebih mudah terserang sakit kepala atau migren. Sakit kepala yang disebabkan oleh ketegangan emosional ini disebut sakit kepala fungsional atau tension headache.
Penderita sakit kepala ini sering merasakan otot-otot di bagian leher belakang kaku dan menegang. Pijatan ringan di bagian tersebut bisa mengurangi sakit kepala, namun setelah beberapa saat keluhan akan kembali muncul.

2. Udara panas
Kenaikan suhu udara seringkali menyebabkan timbulnya migren atau sakit kepala berat. Dalam sebuah studi diketahui 7,5 persen responden mengalami sakit kepala saat udara panas.

3. Aroma yang terlalu kuat
Pernahkah Anda merasa pusing gara-gara mencium aroma parfum? Aroma bau yang kuat, bahkan yang wangi, umumnya menyebabkan kepala pusing. Belum diketahui mengapa hal ini terjadi. Namun para ahli menduga bau yang memiliki aroma kuat merangsang sistem saraf. Selain parfum, bau cat, bunga, atau debu, sering menyebabkan kepala berdenyut.

4. Aksesori rambut
Cara kita memperlakukan rambut bisa berpengaruh kepada kepala. Mengikat rambut terlalu kencang bisa membuat jaringan tisu di kepala menjadi tegang dan mengundang sakit kepala. Bando, jepit rambut, juga topi yang terlalu sempit akan menyebabkan efek yang sama.





5. Olahraga
Olahraga yang terlalu berat, termasuk juga hubungan seks, juga bisa menyebabkan sakit kepala. Kegiatan fisik yang berlebihan bisa membuat pembuluh darah di kepala dan leher bengkak dan tertekan. Sakit kepala yang disebabkan olahraga atau seks lebih mudah menyerang orang yang sering terkena migren.

6. Postur tubuh
Bukan hanya olahraga memeras keringat yang bisa menyebabkan tekanan pada otot leher dan kepala. Postur tubuh yang terbentuk dari kebiasaan sehari-hari pun bisa menimbulkan sakit kepala. Sebut saja kebiasaan duduk dengan posisi bahu membungkuk, duduk tanpa sandaran, menatap monitor komputer yang posisinya terlalu tinggi atau rendah, atau mengapit telepon antara kuping dan pundak. Bila akhir-akhir ini Anda sering diserang sakit kepala, saatnya memperbaiki postur tubuh Anda sehari-hari

7. Red wine
Tyramine juga bisa kita temukan dalam red wine dan minuman keras. Alkohol yang terkandung dalam minuman itu akan meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga kepala pun terasa pusing.

8. Melewatkan makan siang
Perut kosong gara-gara tak sempat makan siang pada sebagian orang kerap menyebabkan sakit kepala. Selain pusing, perut kosong juga membuat gula darah turun, akibatnya tubuh terasa lemas. Segeralah makan siang dengan gizi seimbang. Hindari mengonsumsi makanan manis, seperti cokelat untuk mengisi perut kosong. Gula dari makanan manis akan membuat gula darah melambung untuk kemudian turun lebih rendah lagi.

9. Rokok
Merokok termasuk dalam penyebab sakit kepala, bukan cuma terhadap orang yang merokok, tetapi juga perokok pasif di sekitarnya. Kandungan nikotin akan menyebabkan pembuluh darah ke otak menyempit, akibatnya aliran darah ke otak berkurang.

10. Kafein
Orang-orang yang sering sakit kepala biasanya bersahabat dengan kopi. Kafein memang bisa menjadi kawan sekaligus lawan. Faktanya, beberapa jenis obat sakit kepala mengandung kafein di dalamnya. Namun di lain pihak, kafein juga bisa menyebabkan sakit kepala.

B.    Mudah putus asa

Profesionalitas konselor, Ekspektasi siswa, Layanan konseling.
Kompetensi profesional konselor merupakan kemampuan dalam memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani, menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling, menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan, mengembangkan pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan. Selain didapatkan dari pendidikan dan pelatihan, konselor dapat mengembangkan kompetensinya melalui pengalaman kerja dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan profesinya. Apabila kompetensi profesional konselor tinggi maka ekspektasi siswa dalam pemanfaatan layanan konseling akan tinggi dan sebaliknya apabila kompetensi profesional konselor rendah maka ekspektasi siswa dalam pemanfaatan layanan konseling rendah pula. Dengan adanya konselor yang profesional, siswa akan dapat berkembang secara optimal dan tidak akan mudah putus asa dalam menemui hambatan.
`    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat profesionalitas konselor di SMAN 4 Malang, (2) Ekspektasi siswa terhadap pemanfaatan layanan konseling di SMAN 4 Malang, (3) hubungan profesionalitas konselor dengan ekspektasi siswa terhadap pemanfaatan layanan konseling di SMAN 4 Malang.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 4 Malang sejumlah 76 orang siswa, diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner hasil pengembangan penulis sebagai instrumen dalam pengumpul data. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan korelasi rank spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) cukup banyak (50%) konselor SMAN 4 Malang yang memiliki kompetensi profesional dengan klasifikasi sangat tinggi, cukup banyak (50%) konselor SMAN 4 Malang yang memiliki kompetensi profesional dengan klasifikasi tinggi, dan tidak ada satupun konselor SMAN 4 Malang yang memiliki kompetensi profesional dengan klasifikasi cukup tinggi, rendah dan sangat rendah, (2) cukup banyak siswa (59,2%) yang memiliki ekspektasi dalam memanfaatkan layanan konseling dengan klasifikasi tinggi, sedikit siswa (31,5%) yang memiliki ekspektasi dalam memanfaatkan layanan konseling dengan klasifikasi sangat tinggi, sangat sedikit siswa (7,89%) yang memiliki ekspektasi dalam memanfaatkan layanan konseling dengan klasifikasi cukup tinggi, sangat sedikit siswa (1,31%) yang memiliki ekspektasi dalam memanfaatkan layanan konseling dengan klasifikasi rendah, dan tidak ada satupun siswa SMAN 4 Malang yang memiliki ekspektasi dalam memanfaatkan layanan konseling dengan klasifikasi sangat rendah, (3) ada hubungan yang signifikan antara profesionalitas konselor dengan ekspektasi siswa terhadap pemanfaatan layanan konseling di SMAN 4 Malang, r hitung (0,545) dengan taraf signifikansi sebesar (α = 0,000).
Berdasarkan hasil penelitan, beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut: Konselor, hendaknya dapat mempertahankan kompetensi profesionalnya, sehingga siswa dapat memanfaatkan layanan konseling secara optimal. Peneliti lanjutan yang mempunyai keinginan untuk mengadakan penelitian sejenis disarankan untuk memperbanyak jumlah sampel untuk konselor, karena jumlah sampel konselor dalam penelitian ini tidak sebanding dengan jumlah sampel siswa. Hal ini untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis data penelitian dan dapat dijadikan sebagai acuan agar penelitian lebih sempurna.

MASALAH SOSIAL
A.    Punya kawan yang perilakunya kurang baik
Catatan Kepala: ”Jika Anda menemukan orang-orang yang kurang menyukai Anda. Atau memperlakukan Anda dengan cara yang kurang pantas. Mungkin mereka bukan membenci Anda. Mereka hanya belum mengenal siapa Anda.”
Ada ungkapan tak kenal maka tak sayang. Ada benarnya juga sih, meskipun kadang kita suka merasa ‘sayang’ kepada orang yang tidak kita kenal, ya kan? Perkenalan kita dengan orang lain, bisa berdampak baik. Bisa juga berdampak buruk. Bergantung dengan siapa kita berkenalan. Sampai batas mana tingkat perkenalan kita. Dan, bagaimana kita bersikap terhadap perkenalan yang sudah kita bangun. Dalam interaksi kita dengan orang lain, kita sering mengalami pasang surut. Kadang senang, kadang sedih. Bisa benci, cinta, sayang, sebal. Apapun. Namun, dari sekian banyak dinamika itu; kita sering terjebak untuk memberikan penilaian buruk kepada orang lain. Atau sebaliknya, orang lain yang menilai kita buruk. Padahal, belum tentu penilaian itu benar.
Ketika membawakan sesi training in-house di perusahaan yang meng-hire saya, saya sering mengalami peristiwa seru juga. Kadang ada saja orang yang ‘menilai’ bahwa keberadaan dirinya di ruangan itu sama sekali tidak ada gunanya. Atau, mungkin juga sebenarnya beliau menilai keberadaan saya di ruangan itu yang justru tidak ada gunanya. Hal itu terpancar dari sikapnya. Cara berbicaranya. Bahkan dari caranya memandang kearah saya. Seakan hendak mengatakan; “who do yo think a hell you are!” Diakhir training biasanya orang-orang seperti itu datang menyalami bahkan ada yang memeluk; “Maafkan saya Pak….” Bisiknya. Saya sendiri percaya bahwa tidak ada yang harus dimaafkan. Tidak ada yang salah kok. Tetapi, kadang saya mendengar ucapan tulus yang mengakui jika sebelumnya beliau salah sangka atau under-estimate pada saya. Soal ini, mungkin kita semua pernah melakukannya. Saya dan Anda pun bisa jadi pernah demikian. Namun, kesadaran seperti inilah yang justru bisa menjadikan kita pribadi yang lebih baik. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menjadi pribadi yang lebih baik melalui interaksi dengan orang lain, saya ajak memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence (NatIn) berikut ini:
1. Setiap orang memiliki sisi baik. Sesebel-sebelnya kita kepada seseorang, hal itu tidak menjamin jika diri kita lebih baik dari orang itu. Jika tidak keberatan, silakan ingat-ingat; siapa orang yang paling tidak Anda sukai? Anda tentu mempunyai alasan untuk membencinya. Tetapi, sebaiknya sesekali Anda berkaca kembali kedalam diri; apakah diri kita tidak memiliki sesuatu yang bisa menjadi alasan bagi orang lain membenci kita juga? Jika sampai sekarang semua orang masih menyukai Anda, bukan berarti Anda sempurna. Mungkin karena mereka belum pernah Anda kecewakan. Mungkin diantara Anda ada orang yang pernah saya kecewakan. Saya yakin orang itu tidak menyukai saya. Tetapi, saya yakin benar jika sebagian besar orang yang membaca tulisan ini tidak membenci saya. Mengapa? Karena saya baik? Bukan. Itu karena mereka belum ‘merasakan’ efek dari keburukan saya. Kepada saya, mungkin ada yang benci. Tapi, ada juga yang sayang. Yang sekarang sayang pun, besok bisa ikut membenci; jika dia tahu ‘belangnya’ saya. Selain menunjukkan bahwa kita ini sama tidak sempurnanya dengan mereka yang kita benci, juga menujukkan bahwa diantara keburukan setiap orang; selalu terselip kebaikan mereka. Maka tantangannya adalah; bagaimana kita bisa semakin mengasah dan mengkilapkan sisi baik itu, sehingga sisi buruk kita semakin meredup. Kabar baiknya, itu adalah proses. Jadi kita bisa melakukannya terus menerus.
2. Memahami sebelum memvonis. Apa yang Anda lakukan jika ada orang lain yang salah sangka kepada Anda? Orang itu keliru menilai Anda. Tentu Anda akan berusaha untuk memberikan penjelasan atau mengklarifikasinya, bukan? Kita semua akan berusaha meluruskan penilaian orang lain yang keliru tentang diri kita. Begitu pula halnya dengan orang lain yang kita nilai buruk, akan berusaha untuk membuat penilaian kita berubah menjadi baik. Mengapa? Karena tidak seorang pun dimuka bumi ini yang rela dinilai buruk. Kita memiliki kebutuhan intrinsic untuk dinilai baik, dan diterima oleh lingkungan secara baik-baik. Apa yang terjadi ketika Anda menjelaskan ‘yang sebenarnya’? Orang lain akan memahami Anda. Apa yang terjadi ketika orang lain menjelaskan ‘duduk perkaranya’? Anda akan memahami mereka. Lalu, jika sudah ada pemahaman yang tepat itu apakah Anda masih akan menvonis orang lain sebagai orang yang buruk? Ah, tentu tidak. Karena sekarang Anda sudah memahami ‘apa yang sebenarnya’. Bahkan kepada seseorang yang nyata-nyata berbuat kesalahan pun kita bisa memakluminya jika kita memahami ‘mengapa’ mereka sampai melakukannya kan? Kita memaafkannya, meski dengan catatan; ‘jangan mengulanginya lagi’. Atau ‘lain kali kamu minta izin dulu dong…’. Atau, ‘kenapa kamu tidak terus terang sih sama saya?’ Maka mulai sekarang, kita perlu mendahulukan proses ‘memahami’, supaya tidak sembarangan ‘memvonis’ orang lain.
3. Waspada terhadap perilaku yang membahayakan. Meski kita percaya bahwa setiap orang memiliki sisi baik, namun kadang-kadang orang bertemu dengan kita dalam keadaan ‘buruk mode on’. Kalau sekedar buruk perilaku, mungkin kita bisa memakluminya. Tetapi, kalau buruknya bisa membahayakan, ya tentu kita harus bisa melindungi diri. Maka kewaspadaan tetap menjadi piranti yang sangat penting. Justru berbahaya sekali jika kita tidak waspada. Bukan curiga loh, tapi waspada. Bahkan terhadap teman sekalipun. Bukankah banyak kejadian yang membahayakan justru datang dari orang-orang terdekat kita? Istri waspada pada suami yang ringan tangan juga bagus. Atau, suami yang waspada pada istri yang tingkahnya aneh. Kepada teman yang terlalu royal, Anda juga perlu waspada. Karena kewaspadaan bisa mencegah terjadinya sesuatu yang tidak baik. Konon katanya, para pencopet pun tidak berani mengusik orang yang waspada. Ya, kira-kira begitu jugalah untuk keburukan-keburukan lain yang bisa saja dilakukan oleh orang lain kepada kita. Dengan kewaspadaan itu, kita tidak memandang buruk orang lain. Tetapi juga tidak lengah terhadap kemungkinan buruk yang bisa terjadi.


4. Keburukan bisa menjadi guru kebaikan. Jika seseorang melalukan perbuatan buruk, bukan kepada Anda; apa yang Anda lakukan? Teman saya misalnya, sangat benci sekali kepada seseorang. ‘Emangnya apa yang sudah dia lakukan sama elu?’ begitu saya bertanya. “Enggak ada.” Katanya. Lho? Aneh ya? Kita membenci orang lain yang tidak melakukan apapun pada kita. “Gue semek aja sama kelakuannya,” katanya lagi. Kita sering membenci pribadi seseorang bukan karena mereka mengusik diri kita. Apa urusan kita, kan? Anda boleh memberi perlawaan kepada orang-orang yang memperlakukan Anda buruk. Tetapi pada orang yang tidak mengusik Anda? Jikapun orang itu perilakunya buruk kepada orang lain, maka cukuplah kita jadikan hal itu sebagai guru untuk meningkatkan nilai kebaikan kita. Misalnya, jika Anda tidak suka perilaku buruk tertentu teman Anda, maka Anda punya cermin agar jangan sampai melakukan keburukan yang sama. Coba perhatikan orang-orang disekitar Anda. Banyak yang perilakunya kurang baik. Menggunakan BB untuk merayu istri orang. Meminjam uang tapi ogah bayar. Mencedrai kepercayaan pasangannya. Mengambil yang bukan haknya. Kita tidak perlu ikut membenci pribadi mereka. Tetapi, kita bisa jadikan keburukan-keburukan yang mereka lakukan sebagai pelajaran dan energy yang menguatkan kita untuk istikomah atau teguh dalam nilai-nilai kebaikan.
5. Bukan kita yang berhak menilai. Bahkan para penyidik dan jaksa pun bisa salah dalam menilai orang lain. Apalagi yang memang sengaja dibuat salah atau diputarbalikkan faktanya. Kita? Lebih bisa salah lagi dalam menilai. Faktanya kita tidak memiliki kemampuan untuk menilai secara obyektif dan akurat, kok. Makanya, kita tidak diberi hak untuk menilai orang lain. Jika bukan kita yang menilai lantas siapa yang mengontrol perilaku orang? Kenapa pusing. Sudah ada staff khusus yang ditugaskan Tuhan untuk melakukan pengawasan melekat atas perilaku, tindak tanduk, dan tingkah polah setiap pribadi. Tuh, disebelah kanan Anda; Ada petugas pencatat amal baik. Dan disebelah kiri Anda? Ada petugas yang tanpa kompromi menulis keburukan apapun yang Anda lakukan. Mereka tidak pernah lengah. Bahkan disaat semua orang sedang pada tidur. Jadi, jika kita merasa bisa menunggu orang lain lengah baru melakukan tindakan buruk, kita salah besar. Jika kita merasa bisa menyembunyikan barang bukti, kita keliru. Oh, betapa petugas yang Tuhan pilih itu tidak pernah henti mengawasi gerak-gerik kita. Hal ini memberi kita 2 kesadaran. Pertama, betapa kita tidak memiliki ruang untuk berbuat buruk tanpa ketahuan. Kedua, betapa kita tidak memiliki hak untuk menilai baik buruknya orang lain. Maka, jika orang lain buruk, tak perlu pusing; dia akan mempertanggungjawabkan keburukannya. Dan jika kita yang buruk? Ehm, orang lain mungkin tidak tahu. Tapi petugas jaga Tuhan? Menyaksikan hingga setiap detailnya.
Bagaimanapun juga, interaksi kita dengan orang lain merupakan sebuah proses yang berjalan dua arah. Karenanya, sebuah hubungan yang baik tidak bisa dibangun hanya oleh salah satu pihak. Jika Anda menemukan orang-orang yang kurang menyukai Anda. Atau memperlakukan Anda dengan cara yang kurang pantas. Mungkin mereka bukan membenci Anda. Mereka hanya belum mengenal siapa Anda. Maka, menunjukkan nilai-nilai positif didalam diri Anda merupakan sebuah kebutuhan. Oleh karenanya, kita perlu belajar mendorong diri kita sendiri untuk terus memperlihatkan sisi baik yang kita miliki. Bukan untuk menyembunyikan sisi buruk, melainkan untuk selalu berusaha mengambil pilihan-pilihan yang baik, meski sesungguhnya kita berkesempatan untuk melakukan hal buruk. Semoga, dengan begitu kita bisa menjadi pribadi yang tetap baik. Sekalipun kita semua memiliki sisi buruk. Dengan demikian, kita memiliki kesempatan untuk mendapati buku catatan amal kita lebih banyak berisi kebaikan daripada keburukan.

B.    Merasa lebih senang menyendiri
Anda sedang depresi? Mungkin Anda merasa sudah tidak ada gunanya Anda hidup. Mungkin Anda merasa tidak ada lagi yang bisa membuat Anda bahagia. Hai sahabat, itu hanya perasaan.
Kami dan banyak hypnotherapist lain, bisa mengotak-aktik perasaan anda apabila anda minta. Depresi bukan masalah besar bagi hypnotherapist, karena dengan hipnotis depresi bisa disembuhkan atau minimal diringankan dalam waktu sangat singkat, lebih singkat dari psikoterapi biasa.
Anda masih ingin seperti dulu kan? Anda bisa merasa bahagia dan menikmati kehidupan. Anda mungkin ingin seperti dulu lagi, tapi tidak tahu caranya atau merasa tidak mungkin bisa seperti dulu lagi.
Terjadinya depresi ketika kita tertimpa masalah sangatlah wajar dan alami. Semua orang pernah merasakannya. Umumnya seseorang yang mengalami depresi bisa pulih dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namum, pada beberapa orang, depresi terus terjadi meskipun peristiwa penyebabnya sudah lama berlalu. Agar Anda lebih memahami apa itu depresi, mari kita bahas lebih lanjut tentang depresi dari sudut pandang psikologi.
Menurut seorang ilmuwan terkemuka yaitu Phillip L. Rice (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan hidup.
Mungkin di antara Anda ada yang pernah mengalami depresi tanpa tahu sebab musababnya sampai membuat Anda semakin depresi karena tidak ketemu jawabannya. Akhirnya Anda jadi uring-uringan sendiri, semua jadi serba salah karena menurut Anda, tak seorang pun yang bakal memahami masalah Anda; bagaimana bisa mengharapkan bantuan orang lain jika sudah demikian keadaannya ?
Sebenarnya penyebab depresi bisa dilihat dari faktor biologis (seperti misalnya karena sakit, pengaruh hormonal, depresi pasca-melahirkan, penurunan berat yang drastis) dan faktor psikososial (misalnya konflik individual atau interpersonal, masalah eksistensi, masalah kepribadian, masalah keluarga). Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa masalah keturunan punya pengaruh terhadap kecenderungan munculnya depresi.
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikologis dan fisik tertentu. Sebelum kita menjelajah lebih lanjut untuk mengenali gejala depresi, ada baiknya jika kita mengenal apakah artinya gejala. Gejala adalah sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu yang bersamaan. Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi.
Namun yang perlu diingat, setiap orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang dengan yang lain. Mengenali gejala depresi mungkin bisa membantu memahami depresi yang Anda alami.
Gejala depresi bisa timbul dalam bentuk fisik maupun psikologis.  Secara garis besar ada beberapa gejala fisik biasanya menyertai depresi. Gejala itu seperti :
    Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit) Menurunnya tingkat aktivitas. Pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur
    Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efisien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus menerus, sering menelpon yang tak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya yang menjadi kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau kerjanya jadi lamban.
    Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatannya seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktivitas membuatnya semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Mereka mudah sekali lelah, capai padahal belum melakukan aktivitas yang berarti !
    Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika seseorang menyimpan perasaan negatif maka jelas akan membuat letih karena membebani pikiran dan perasaan ! ; dan ia harus memikulnya di mana saja dan kapan saja, suka tidak suka !
Sedangkan gejala psikologis yang biasanya terasa oleh orang yang mengalami depresi antara lain:
    Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang sekali membandingkan antara dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya.
    Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri.
    Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya mereka kuasai. Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam persepsinya, pemutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang diharapkan.

    Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut.
    Lebih suka menyendiri. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.
Permasalahan sesungguhnya yang dialami orang yang depresi adalah tidak mau atau malu mencari bantuan untuk menyembuhkan depresi. Mereka memilih untuk menyimpan sendiri beban pikiran dan perasaannya. Terutama apabila depresi terjadi pada orang yang terkenal dan dihormati masyarakat. Mereka takut dianggap tidak mampu mengatasi masalahnya sendiri atau tidak mau dianggap gila. Depresi bukan penyakit jiwa yang tidak bisa disembuhkan.
Depresi hanyalah gangguan kecil yang seharusnya bisa kita selesaikan dengan cepat dan mudah asalkan kita tahu caranya. Untuk itu, tidak perlu Anda merasa malu untuk berkonsultasi dengan hypnotherapist. Namun pastikan juga hypnotherapist yang Anda kunjungi benar-benar memahami masalah pikiran. Menghipnotis itu mudah, tapi menggunakan hipnotis untuk terapi masalah psikologis adalah masalah serius dan butuh pengetahuan yang luas.

MASALAH BELAJAR
A.    Merasa kurang senang terhadap guru mengajar
 Dalam banyak kesempatan, penulis sering mengamati bahwa ternyata guru favorit atau yang banyak disenangi oleh murid-murid adalah seorang guru yang menyenangkan. Seorang guru yang menyenangkan adalah seseorang yang mempunyai kepribadian sebagai berikut:
a. Memahami Kebutuhan Anak Didik
Guru yang dicintai oleh murid-muridnya adalah yang bisa memahami kebutuhan anak didiknya dengan baik. Orang yang demikian biasanya senantiasa mengedepankan dialog atau keterbukaan. Dalam hal ini, ia berusaha untuk bisa mendengarkan apa yang menjadi kebutuhan anak didiknya berikut alasan atau sebab-sebabnya. Dengan demikian, ia bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan anak didiknya.
Sebaliknya, guru yang tidak bisa memahami kebutuhan anak didiknya biasanya bersikap kaku dan tak mengenal kompromi. Ia merasa sebagai orang paling dewasa dari seluruh anak didiknya dan oleh karenanya harus selalu diikuti keinginan, pendapat, dan perintahnya. Guru yang semacam ini akan cenderung menjadi otoriter dan sudah barang tentu tidak disenangi oleh anak didiknya. Sebab, sudah menjadi sifat dasar setiap manusia akan merasa senang jika didengar dan dipahami kebutuhannya.
Dalam proses belajar mengajar memang sudah ada kurikulum yang menjadi panduan seorang guru dalam memberikan materi. Mengenai kurikulum dan materi pelajaran ini memang sudah seharusnya menjadi panduan yang mesti diikuti. Akan tetapi, dalam pelaksanaan yang berkaitan dengan komunikasi dan cara seorang guru menyampaikan materi pelajaran sangat dibutuhkan kemampuannya memahami anak didik secara langsung. Di sinilah dibutuhkan seorang guru yang mempunyai perhatian kepada anak didiknya bahwa mereka juga anak manusia yang mempunyai perasaan yang butuh dipahami. Bila hal ini dilakukan dengan baik, maka seorang guru akan dicintai oleh murid-muridnya.

b. Memberikan Penghargaan
Seorang guru yang dicintai oleh murid-muridnya adalah yang bisa memberikan penghargaan kepada murid-muridnya. Penghargaan yang dimaksudkan di sini tidak harus bermakna penghargaan yang berupa materi atau pemberian hadiah berupa barang. Penghargaan juga bisa diberikan hanya dengan kata-kata yang bermakna positif dan menyenangkan. Misalnya, pada saat seorang anak didik berhasil menyelesaikan pekerjaannya, seorang guru berkomentar, "Bagus sekali, ternyata kamu bisa menyelesaikannya dengan baik." Sudah tentu, sang anak akan merasa senang karena apa yang telah dilakukannya mendapatkan penghargaan dari gurunya.
Sebaliknya, apabila seorang anak didik telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya, seorang guru berkomentar sebaliknya, "Mengerjakan begitu saja lama sekali, padahal ini sebenarnya sangat mudah." Mendengar komentar dari sang guru, sudah tentu murid yang dimaksud tidak merasakan senang di hati meskipun ia telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya.
Pembaca yang budiman, memberikan penghargaan sebagaimana tersebut sesungguhnya tidak sulit untuk dilakukan. Tidak membutuhkan biaya, namun yang dibutuhkan hanya ketulusan dari hati yang bersih untuk melakukannya. Oleh karena itu, sebagai guru yang ingin berhasil dalam melaksanakan tugas dan mengemban tanggung jawab yang mulia, sudah tentu akan berusaha untuk bisa memberikan penghargaan kepada anak didiknya.

c. Dapat Mengontrol Emosi dengan Baik
Menjadi seorang guru tidak selalu menghadapi murid-murid yang baik, penurut, anteng, atau tidak pernah iseng. Ada saja dari murid-murid yang justru sikapnya bisa memancing kemarahan gurunya. Maka, guru yang tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik, dia terpancing untuk memarahi anak didiknya. Apalagi bila sebelum berangkat untuk mengajar ia sudah ada ketidaknyamanan atau masalah dari rumahnya, seorang guru bisa mememberikan hukuman yang bahkan melebihi dari perbuatan muridnya yang dianggap salah oleh guru tersebut.
Berbeda dengan seorang guru yang bisa mengontrol emosinya dengan baik. Jika ada di antara muridnya yang melakukan perbuatan yang melanggar dari aturan sekolah atau kepatutan yang sedang berlaku, ia mencoba untuk memahami mengapa anak tersebut melakukan perbuatan itu. Sang guru akan dengan lembut memanggil anak tersebut lantas menanyainya dengan baik-baik. Dalam banyak kasus, justru perhatian seorang guru yang bertanya dengan baik-baik kepada anak yang bermasalah menjadikan mereka berhenti dari perbuatan tidak baiknya.

Mengedepankan sikap yang lembut jauh lebih bermanfaat daripada memberikan reaksi spontan dan kemarahan kepada anak didik yang melakukan kesalahan. Anak-anak yang didekati dengan kemarahan biasanya akan sulit benar-benar berhenti dari perbuatan tidak baiknya. Jika memang berhenti, biasanya tidak berangkat dari kesadarannya, melainkan karena dimarahi oleh gurunya. Berbeda sekali dengan anak yang diajak berbicara baik-baik, ia merasakan ada perhatian dari gurunya. Padahal, sudah menjadi sifat dasar setiap manusia jika diperhatikan akan merasa senang hatinya. Di sinilah sesungguhnya menjadi penting bagi seorang guru untuk dapat mengontrol emosi dengan baik agar para muridnya merasa senang, sehingga proses belajar mengajar pun dapat berjalan dengan baik.

d. Tidak Menjaga Jarak dengan Anak Didik
Guru yang dicintai oleh anak didik adalah guru yang tidak menjaga jarak dengan mereka. Tidak menjaga jarak yang dimaksudkan di sini adalah sengaja mendekatkan diri dengan anak didiknya untuk membangun keakraban. Sebab, tidak sedikit guru yang dengan alasan menjaga wibawa maka tidak mau dekat-dekat dengan anak didiknya. Atau, kalau dalam istilah sekarang, guru yang "jaim" (jaga image).
Meskipun tidak menjaga jarak adalah hal penting agar seorang guru dicintai murid-muridnya, bukan berarti seorang guru bergaul seakan tanpa batas dengan murid-muridnya. Misalnya, bergurau bersama dengan murid-murid sampai kelewat batas norma dan nilai yang berlaku, berdekatan secara fisik dengan anak didik yang berbeda jenis kelamin, atau saking dekatnya sehingga apa saja diceritakan kepada murid-murid, termasuk hal-hal yang semestinya adalah privasi.
Tidak menjaga jarak dengan anak didik bukan berarti seorang guru tidak profesional lagi dalam proses belajar mengajar. Dalam urusan yang satu ini, guru memang harus tetap tampil sebagai seorang yang mengelola proses belajar mengajar bersama murid-muridnya. Meskipun pengelola dalam proses belajar di kelas atau bahkan di luar kelas, seorang guru yang dicintai anak didiknya biasanya tetap bersahaja, tidak angkuh, atau merasa paling pintar sendiri. Ia mempunyai kepribadian yang terbuka, bisa menerima saran, atau bahkan kritik. Seorang guru yang demikian biasanya pula tidak pelit untuk mengucapkan mohon maaf dan terima kasih kepada anak didiknya.
Masalah karir
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan. Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran matematika akan merasa senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat, karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan

    bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar;
    berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut;
    Terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.

Motivasi dapat bersifat internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik dan juga eksternal baik dari guru, orang tua, teman dan sebagainya. Berkenaan dengan prinsip motivasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, yaitu: memberikan dorongan, memberikan insentif dan juga motivasi berprestasi.
[sunting] Keaktifan

Menurut pandangan psikologi anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari dirinya sendiri, guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Thordike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum "law of exercise"-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat jika sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan. Artinya dalam kegiatan belajar diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan agar apa yang dipelajari dapat diingat lebih lama. Semakin sering berlatih maka akan semakin paham. Hal ini juga sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc.Keachie bahwa individu merupakan "manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu". Dalam proses belajar, siswa harus menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.
[sunting] Keterlibatan Langsung/Pengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung dalam pembuatan, bukan hanya melihat bagaimana orang membuat tempe, apalagi hanya mendengar cerita bagaimana cara pembuatan tempe. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, siswa belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Hal ini juga sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru, sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar dngan baik apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Dari berbagai pandangan para ahli tersebut menunjukkan berapa pentingnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan proporsional, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Hal ini ada kaitannya dengan pendapat yang dikemukakan oleh seorang filsof Cina Confocius, bahwa:
“     apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya lakukan saya paham. Dari kata-kata bijak ini kita dapat mengetahui betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam pembelajaran.     ”
[sunting] Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan adalah teori psikologi daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang, seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan sempurna. Dalam proses belajar, semakin sering materi pelajaran diulangi maka semakin ingat dan melekat pelajaran itu dalam diri seseorang. Mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan "bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan" akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari misalnya dengan membuat ringkasan. Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori koneksionisme-nya Thordike. Dalam teori koneksionisme, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon benar.
[sunting] Tantangan

Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam belajar berada dalam suatu medan. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan dalam mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Menurut teori ini belajar adalah berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan. Agar pada diri anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan pelajaran harus menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bersemangat untuk mengatasinya. Bahan pelajaran yang baru yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Penggunaan metode eksperimen, inquiri, discovery juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif dan negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukuman yang tidak menyenangkan.
[sunting] Balikan dan Penguatan

B.    Kurang dapat mengatur waktu untuk belajar

KIAT JITU MEMBAGI WAKTU

by  hery …Bimbingan dan Konseling in Layanan Informasi Bimbingan Belajar
Waktu adalah hal yang sangat penting dan membahayakan. Mengapa membahayakan? Karena bila kita tidak mengatur dan memanfaatkannya dengan baik maka kita bisa tergilas oleh waktu itu sendiri. Oleh karena itu, kita harus bisa mengaturnya dengan benar dan efektif.
Perlu kita ketahui, dalam 1 hari hanya ada 24 jam dan kita harus benar-benar pandai membaginya. Terlebih lagi, sebagai seorang pelajar, harus pandai-pandai dalam mengatur waktu antara belajar, bermain, istirahat, dan membantu orang tua. Bila seandainya kita tidak bisa memanfaatkan waktu, maka akan dapat menyusahkan kita sendiri. Seperti :
1.    Waktu terbuang sia-sia tanpa menghasilkan atau mendapatkan hal yang bermanfaat.
2.    Pekerjaan banyak yang menumpuk dan belum selesai.
3.    Kegiatan-kegiatan atau rencana kita jadi berantakan
4.    Kita tidak dapat beristirahat atau belajar dengan cukup karena waktu untuk kegiatan kita
Bagaimana kita membagi waktu dengan benar?
Agar waktu yang kita miliki tidak terbuang sia-sia, berikut ini beberapa tips dalam membagi waktu agar efektif.
1.Jadikan waktu belajar di kelas adalah waktu terbaik untuk belajar;  Siapkan materi sebelum pelajaran dimulai. Kalau hanya punya waktu sedikit buat membaca seluruh bahan materi, banyaklah bertanya. Ulang sekilas materi terakhir supaya nggak banyak bengong waktu guru menerangkan materi baru.
Dengarkan dengan serius apa yang diterangkan guru dan coba mengulang kembali materi yang baru didapat versi bahasamu sendiri. Resep ini mujarab buat mencegah sistem belajar kebut semalam karena materinya bakal lama tersimpan di otak kita.
2. Buat daftar harian;  Tulis secara singkat 5 tugas yang harus dikerjakan, baik urusan sekolah atau pribadi, berurut mulai dari yang          terpenting. Buat juga cita-cita kecil yang bisa dikerjakan hari ini, misal membaca 5 halaman pelajaran Biologi.
3. Rencanakan jadwal mingguan;  Buat agenda mingguan yang berisi jadwal pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler atau les tambahan, tugas rumah, tidur dan makan. Tulis semuanya supaya terlihat urutan waktunya. Jangan lupa sisakan baris kosong buat kegiatan yang mendadak muncul kemudian hari.
4. Disiplin pada jadwal
Disiplinlah pada jadwal yang telah kita buat. Jangan sampai ada kegiatan yang tertinggal sehingga menumpuk-numpuk pada akhirnya. Selain itu bagilah waktu istirahat, belajar, dan bermain dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai waktu bermain berlebih atau waktu istirahat malah kurang.
5.    Gunakan waktu siangmu sebaik mungkin; Di sekolah kamu bisa membaca terlebih dulu materi pelajaran sebelum guru masuk kelas. Begitu juga sesudah pelajaran selesai, buatlah ringkasan kecil tentang materi baru. Supaya mudah diingat tulis materi tersebut dalam kartu-kartu kecil, atau tempat lain yang mudah dibaca kembali. Atur waktu belajar sebanyak mungkin ketika hari masih terang. Usahakan cari tempat belajar yang sunyi atau tidak berisik supaya kamu dapat berkonsentrasi.
6.Buat kalender semester pribadi;  Beri tanda-tanda khusus di kalender dinding atau meja setiap tanggal-tanggal khusus, misal tanggal ujian atau kenaikan kelas. Tulis semua tanggal khusus tersebut plus kegiatannya dalam kalender kecil yang bisa dibawa ke mana saja. Contoh bagus adalah buku agenda harian atau daily planner.
7. Kerjakan sebisa mungkin.
Kalau ada perlengkapan belajar yang tidak dimiliki, bisa dicari cara lain yang hasilnya sama supaya tidak jadi penghambat. Usahakan bekerja sebaik mungkin sesuai kemampuan, tidak perlu sempurna 100%, yang penting coba dulu.
8. Konsentrasi dan fokus;  Pada setiap kegiatan, usahakan tetap fokus dan konsentrasi pada materi yang sedang diikuti, misal dengan bersikap aktif. Supaya aliran darah tetap berjalan lancar, istirahatlah selama 5 – 10 menit setiap 30 – 40 menit.
9.  Jalan lurus sesuai jadwal rencanamu;  Mulailah berkata ‘tidak’ pada hal-hal yang dapat merusak alur rencana.Kemoloran 1 kegiatan saja dapat merusak kegiatan-kegiatanmu yang lainnya.
10. Tetapkan batas waktu untuk segala rencana atau cita-cita kecilmu. Kalau berhasil beri penghargaan atas jerih payahmu.( by hery bk-sma n 1 sntani; 25 Mei 2011)
Memanfaatkan bakat yang dimiliki
by Bimbingan dan Konseling in Layanan Informasi Bimbingan Karir
Sudah mengetahui bakat yang dimiliki? Mulailah Anda mengembangkannya. Namun jika belum tahu apa bakat yang dimiliki, belum terlambat untuk mengetahuinya. Anda hanya butuh empat kunci berikut untuk mengeluarkan potensi Anda yang sesungguhnya.
1.KEAHLIAN
Pernahkah Anda mempelajari sesuatu yang benar-benar baru dan ternyata Anda dapat menguasainya dengan mudah? Atau mengerjakan sesuatu lebih cepat dari rekan lain? Bisa jadi, itulah bakat yang sedang memanggil, menunggu Anda meraihnya dan mengembangkannya.  Jika Anda dengan mudah bisa menyelesaikan sebuah perhitungan saat orang lain menyumpahi kalkulator. Berarti disitulah bakat Anda. Nah, pikirkanlah hal-hal yang begitu mudah bagi Anda tetapi tidak bagi teman-teman. Kemudian, perhatikan bakat apa yang tengah bekerja pada diri Anda.
2.KETERTARIKAN
Cara lain menemukan bakat adalah dengan memikirkan hal-hal yang begitu Anda inginkan. Seringkali hal-hal yang menarik perhatian selalu berkaitan dengan kemampuan alami atau bakat. lni merupakan suatu pola konsisten dalam hidup dan bukan sekadar cara menghabiskan waktu alias hobi semata.  Nah, coba pikirkan apa yang paling Anda ingin lakukan seharian? Menonton film? Melatih hewan? Menata barang? Memainkan alat musik? Atau membaca buku? Sesuatu itu tidak harus yang menjadi ambisi Anda, meski ambisi merupakan petunjuk kuat adanya bakat yang tengah bekerja
3.KEPUASAN
Apa yang membuat Anda merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam bekerja? Pekerjaan apa yang membuat Anda begitu hanyut dan merasa tak ingin berhenti saat mengerjakannya? Bagi para atlet, perasaan hanyut sering terjadi ketika mereka berolahraga. Sementara bagi para ahli komputer, perasaan hanyut terjadi ketika mereka menghadapi piranti lunak. Dalam keadaan hanyut, kita memang menjadi sangat terfokus pada kesempatan untuk menggunakan bakat. Alhasil, pola gelombang otak kita saat itu begitu mirip dengan pola gelombang otak ketika kita tertidur lelap. Nah, sekarang apa yang membuat Anda terhanyut? Jika Anda belum juga menemukan, pikirkan suatu kegiatan yang membuat Anda terlibat sepenuhnya. Mungkin bakat Anda ada di sana.
4.KEBIASAAN
Pernahkah Anda dipuji karena kemampuan atau sikap Anda? Misalnya, orang menilai Andasebagai karyawan yang sangat teratur atau ide pemasaran Anda hebat, atau Anda pendengar yang baik, dan lain sebagainya. Lewat komentar orang-orang di sekitar, Anda juga bisa mengetahui kemampuan alami Anda.  Ketrampilan alami memang bisa muncul dalam berbagai cara. Namun, kadang kita menganggapnya biasa saja karena ketrampilan itu sudah sangat melekat,  sehingga hampir tak disadari kehadirannya. Lalu, bagaimana mengenali bakat itu? Coba cermati apa yang membuat orang tertarik pada Anda, mengenali Anda atau terfokus pada Anda? Apakah Anda menjadi tempat curahan hati teman-teman? Atau mereka selalu meminta pendapat Anda soal pakaian? Nah, di sanalah bakat Anda tersimpan. Anda hanya perlu mencari kesempatan untuk mengembangkannya. Namun yang juga perlu diingat, bahwa belum tentu bakat yang sudah Anda pastikan tersebut membawa keberhasilan. Karena keberhasilan sesungguhnya tetap mengacu kepada kemauan untuk berusaha sekeras mungkin. Dengan kata lain, bahwa apapun bakat Anda, tetap pelajari dan tekuni hal2 lainnya yang bisa menunjang dan meningkatkan kemampuan Anda. (by hery bk-sma n 1 sentani, 02 Mei 2011).
MASALAH KARIER
A.    Belum memiliki wawasan  tentang prospek lapangan kerja di masa depan
a.    Memahami karakteristik kewirausahaan
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.
Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar